Jakarta, Rifanfinancindo -- Harga minyak dunia terkerek hampir satu persen pada perdagangan Kamis (14/12), waktu Amerika Serikat (AS). Hal itu dikarenakan gangguan pada pipa minyak di Inggris meskipun ada perkiraan terjadi kelebihan pasokan minyak mentah global di awal tahun depan. Dilansir dari Reuters, Jumat (15/12), harga minyak mentah AS Wst Texas Intermediate (WTI) berjangka naik US$0,44, atau 0,8 persen, menjadi US$57,04 per barel. Sementara, harga minyak mentah Brent berjangka tidak berubah dari sehari sebelumnya di level US$62,44 per barel. Pipa minyak Forties yang mengangkut minyak mentah dari Laut Utara ke terminal pemrosesan di Skotlandia ditutup pada Senin lalu pasca ditemukannya retakan. Berhentinya operasional pipa minyak berkapasitas 460 ribu barel per hari (bph) itu diperkirakan masih berlangsung hingga beberapa pekan ke depan. "Pasar sedang dan bakal kehilangan minyak mentah dengan jumlah yang signifikan. Hampir mengejutkan (ditutupnya pipa Forties) tidak memberikan dukungan lebih banyak (pada harga minyak),” ujar partner Again Capital Llc John Kilduff di New York. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan pasar minyak mengalami surplus pasokan sebesar 200 ribu bph pada paruh pertama tahun depan sebelum defisit sebesar 200 ribu bph pada paruh kedua. Artinya, secara umum, pasar bakal seimbang di tahun depan. Laporan IEA menyatakan produksi minyak mentah AS tahun depan bakal naik 870 ribu bph, naik dari prediksi yang dibuat bulan lalu, yaitu 790 ribu bph. IEA memproyeksikan dengan banyaknya uang yang mengalir ke industri minyak shale AS, Negeri Paman Sam bakal menyumbang 80 persen dari kenaikan produksi minyak dunia hingga 2025 mendatang. Meski harga minyak mentah AS WTI dan Brent sempat tertekan ke level US$56,09 dan US$62,01 per barel, harga keduanya kembali kembali merangkak naik pada setelmen. "Pasar seperti mulai mencerna (laporan IEA) dan mengalihkan perhatiannya pada fakta (pasar) mulai mengetat," terang Direktur Riset Pasar Tradition Energy Gene McGillian. Merosotnya persediaan minyak mentah AS sepanjang pekan lalu juga memberikan dukungan pada harga. Stok minyak mentah AS tercatat turun 5,1 juta barel, menjadi 442,99 juta barel, terendah sejak Oktober 2015 silam. Penurunan stok tersebut telah terjadi selama empat minggu berturut-turut. Rifanfinancindo Baca juga : PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA DBS TOWER | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB PT.RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras PT.RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK RFB || RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
May 2021
Categories |