New York: PT Rifan Financindo -- Penurunan terhadap saham-saham energi dan keuangan membebani indeks S & P 500 pada perdagangan Senin waktu setempat. Tak hanya itu, pengejaran Dow Jones untuk menuju level 20.000 juga terhambat menjelang musim laporan pendapatan perusahaan AS, di mana diharapkan terjadi perubahan kebijakan di bawah presiden Donald Trump. Namun demikian, indeks Nasdaq tercatat nyaris mencapai rekor tertingginya, memperpanjang rekor bullish dengan bantuan dari saham-saham kesehatan. Indeks sektor energi S & P (.SPNY) turun 1,5 persen karena harga minyak merosot di tengah kekhawatiran meningkatnya ekspor Irak dan output AS yang bisa meredam dampak dari kesepakatan antara produsen besar untuk membatasi produksi minyak. Di sisi lain, investor saat ini sedang mengambil "nafas" menjelang laporan laba kuartal keempat dan pelantikan presiden AS pada 20 Januari. Indeks acuan S & P 500 acuan telah meningkat lebih dari enam persen sejak pemilihan Donald Trump pada 8 November. Sementara sektor keuangan (.SPSY) terpantau turun 0,8 persen pada perdagangan Senin. Sektor ini telah naik hampir 18 persen sejak pemilu presiden, dipimpin oleh saham perbankan. Reuters melansir, Selasa, 10 Januari, indeks Dow Jones Industrial Average DJI turun 76,42 poin atau 0,38 persen menjadi 19.887,38, indeks S & P 500 telah merosot 8,08 poin atau 0,354856 persen ke posisi 2.268,9, serta Nasdaq Composite menguat 10,76 poin atau 0,19 persen menjadi 5.531,82. Delapan dari 11 besar sektor di bawah indeks S & P 500 tercatat lebih rendah. Adapun sektor kesehatan di S & P (.SPXHC) adalah pemenang terbesar di mana saham Merck & Co dan Vertex Pharmaceuticals membukukan persentase kenaikan terbesar dengan melompat 4,4 persen. Sekitar 6,4 miliar lembar saham berpindah tangan di bursa AS pada perdagangan Senin dibandingkan dengan rata-rata selama 20 sesi terakhir sebanyak 6,6 miliar lembar saham. PT Rifan Financindo Sumber : metrotvnews.com
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
May 2021
Categories |