Jakarta,-- Rifan Financindo Berjangka -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah melakukan pemetaan terhadap perusahaan-perusahaan di Indonesia yang melakukan peminjaman kepada perbankan dengan jumlah di atas Rp1 triliun. Hal ini sebagai tindak lanjut rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menambah jumlah perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana (IPO). Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad menyatakan, hingga akhir tahun OJK akan terus melakukan pemetaan dan merinci perusahaan mana saja yang melakukan peminjaman dengan jumlah tersebut. “Bisa kami dorong, sampai akhir tahun kami lakukan pemetaan, berapa banyak sih kemudian nanti kami panggil. Kami beri sosialisasi bahwa IPO itu tidak sulit,” ujar Muliaman, Senin (7/11) malam. Kendati OJK akan mendorong perusahaan-perusahaan tersebut untuk IPO, Muliaman menegaskan sifatnya bukanlah paksaan. “Tidak diwajibkan. Cuma memang kami dorong biar bisa go public sehingga dengan demikian membuka opsi IPO lebih banyak juga,” ucap Muliaman. Secara terpisah, Kepala Eksekutif Pasar Modal OJK Nurhaida menyatakan, rencana ini juga membuat perbankan sedikit lebih lega karena perusahaan yang tercatat di BEI tentu juga akan diawasi oleh OJK. Sehingga, pengawasan terkait kinerja perusahaan tersebut tak hanya dilakukan oleh perbankan yang memberikan pinjaman, tetapi juga oleh OJK. “Jadi perbankan juga senang paling tidak bagian pengawasannya dilakukan juga oleh OJK. Perbankan tenang karena ada yang mengawasi selain dia sendiri. Tapi di sisi lain juga bisa terlihat ini menjadi suatu kewajiban yang sebetulnya kan tidak ada kaitannya antara mereka meminjam dana ke perbankan dengan menjadi perusahaan publik,” papar Nurhaida. Nurhaida menyebut divisi pengawasan perbankan OJK telah memiliki data perusahaan mana saja yang memiliki utang lebih dari Rp1 triliun. “Kalau soal pemetaan kan kami memang di OJK punya data ya, karena OJK tidak hanya pasar modal tapi juga awasi perbankan. Dari sisi perbankan tentu teman-teman yang mengawasi perbankan sudah punya data pinjaman ke suatu pihak berapa banyak. Jadi kalau datanya memang sudah ada, tapi bukan karena mewajibkan untuk IPO ya,” tandas dia. Sebelumnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, manajemen BEI telah berdiskusi dengan OJK dalam melaksanakan rencana tersebut. Hasilnya, OJK turut mendukung apa yang dilakukan BEI demi mendorong jumlah perusahaan publik di BEI. "Pak Muliaman sudah setuju. Nanti, ada imbauan dari OJK ke perbankan,” ujarnya, Kamis (3/10) lalu. Menurut Tito, surat yang dikirim OJK ke perbankan berisi imbauan agar perbankan ikut menggiring perusahaan yang melakukan pinjaman di atas Rp1 triliun supaya mencari dana ekspansi dengan melakukan IPO. Rifan Financindo Berjangka
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
May 2021
Categories |