Jakarta, PT.Rifan Financindo -- Pemerintah agaknya memperlihatkan sifat pasif jelang pertemuan antar negara-negara pengekspor minyak dunia (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) di Wina, Austria, Rabu esok (30/11). Salah satunya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yang mengaku belum mau memikirkan dampaknya terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) apabila nantinya kesepakatan OPEC melahirkan keputusan pemangkasan produksi. Menurutnya, Indonesia akan mengikuti hasil keputusan produsen-produsen minyak kelas kakap demi memulihkan harga minyak yang terpuruk sejak tahun 2014 lalu. "Saya tak mau berandai-andai. Lebih baik tunggu saja keputusan produsen minyak nanti seperti apa. Saya juga belum mau komentar dampaknya ke Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) jika pemangkasan itu benar-benar terjadi," ujarnya, Selasa (29/11). Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja menerangkan, produksi minyak Indonesia sendiri akan menurun dengan alami, tanpa melalui intervensi ihwal pemangkasan pertumbuhan produksi minyak. Hal itu, ia bilang, tercermin dari target lifting minyak Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 yang hanya sebesar 815 ribu barel per hari atau turun tipis dibandingkan target APBNP 2016, yakni sebesar 820 ribu barel per hari. "Kalau Indonesia, memang growth (pertumbuhan) itu tidak ada. Lifting saja turun di tahun depan. Kami tekankan bahwa OPEC bukan mengurangi produksi, tetapi mengurangi pertumbuhan industri," kata Wiratmaja singkat enggan mengomentari sikap Indonesia. September lalu, negara-negara anggota OPEC sepakat untuk mengurangi produksi dari rekor saat ini 33,8 juta barel per hari menjadi hanya 32,5 juta-33 juta barel per hari. Upaya ini diyakini dapat menaikkan harga minyak dunia. Sebagai informasi, Indonesia bergabung kembali dengan OPEC pada 1 Januari 2016 setelah membekukan keanggotaannya pada tahun 2009 silam. Per Oktober tahun ini, realisasi produksi minyak Indonesia mencapai 834.203 barel per hari atawa kira-kira mencapai 2,5 persen dari total produksi negara OPEC. PT.Rifan Financindo
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
May 2021
Categories |